Ini 5 Saran Dokter buat Sahur dan Berbuka agar Maag Ngga Kambuh Saat Puasa, Apa Itu?

JAKARTA (SURYA24.COM)- Seperti diketahui penyakit maag, atau yang juga dikenal dengan sebutan gastritis, adalah kondisi peradangan pada dinding lambung yang dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, stres, dan pola makan yang tidak sehat.

Beberapa gejala yang sering dikaitkan dengan penyakit maag adalah rasa sakit atau nyeri pada perut bagian atas, mulas, mual, muntah, dan gangguan pencernaan. Beberapa orang juga mengalami gejala seperti pusing, lelah, dan kurang nafsu makan.

Penyebab utama penyakit maag adalah bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Bakteri ini dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Faktor risiko lainnya termasuk stres, konsumsi alkohol dan merokok, serta penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang.

Untuk mendiagnosis penyakit maag, dokter dapat melakukan berbagai tes seperti tes darah, tes napas, dan tes tinja. Pengobatan untuk penyakit maag tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa pengobatan umum termasuk penggunaan antibiotik untuk membunuh bakteri H. pylori, penggunaan obat pereda nyeri, dan perubahan pola makan.

Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup juga dapat membantu meringankan gejala penyakit maag. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi, menghindari merokok dan alkohol, mengurangi stres, dan menjaga pola makan yang sehat dan teratur.

Penting untuk diingat bahwa mencegah penyakit maag lebih mudah daripada mengobati. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil termasuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi, menjaga pola makan yang sehat dan teratur, dan mengurangi stres. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau merasa tidak nyaman pada perut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Saran  Dokter untuk Menjalani Puasa

Tak jarang maag yang kambuh ketika menjalankan ibadah puasa dapat mengganggu karena kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan. Terutama pada penderita maag, gangguan ini dapat menimbulkan panas atau nyeri pada dada bagian atas setelah sahur maupun berbuka. Tak jarang pula maag disertai dengan perut terasa begah dan penuh sehingga aktivitas sehari-hari menjadi tidak nyaman. 

Lantas, bagaimana cara mencegah maag kambuh ketika puasa? Simak saran dokter berikut ini.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Coana Sukmagautama, memberikan lima cara mencegah maag kambuh saat berpuasa. Perlu diketahui bahwa kambuhnya maag dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peradangan di lambung, tukak lambung, atau refluks asam lambung (GERD). Supaya maag tidak kambuh saat puasa, ikuti saran dari Coana yang berikut ini.

  1. Hindari makanan yang memicu maag 

Coana menyarankan agar orang yang berpuasa untuk cermat memilih makanan dan minuman ketika sahur maupun berbuka. Maksudnya, mereka diminta untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang langsung merangsang lambung. Makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari adalah kopi, susu, cokelat, termasuk hidangan yang bercita rasa pedas dan asam.

"Penderita (maag) berpuasa selama kurang lebih 12 jam. Ini tentu akan mengubah pola makan dan metabolisme dalam tubuh," kata Coana kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2023).

  1. Berbuka dengan karbohidrat sederhana 

Selain memilih makanan dan minuman yang tidak langsung merangsang lambung, Coana juga merekomendasikan agar karbohidrat sederhana dikonsumsi ketika berbuka. Salah satu makanan yang ia sarankan adalah buah kurma karena makanan ini cepat dikunyah dan bisa menggantikan energi yang hilang setelah seharian berpuasa. 

"Dianjurkan saat berbuka memakan karbohidrat sederhana seperti kalau di sunah itu diminta untuk makan kurma," jelas Coana. 

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, kurma baik dikonsumsi oleh tubuh karena per 100 gramnya mengandung berbagai nutrisi, seperti: 150 IU vitamin A 2–2,5 gram protein 0,5 miligram zinc 75 gram karbohidrat 1 mg zat besi 65 gram gula 650 miligram kalium 7–8 gram serat 65 miligram kalsium. 

Di sisi lain, kandungan yang terdapat pada kurma, antara alain mangan, antioksidan, vitamin B, vitamin K, termasuk asam folat. 

  1. Jangan lupa minum obat maag 

Penderita maag yang menunaikan ibadah puasa dianjurkan untuk meminum obat ketika sahur. Dalam hal ini, Coana menyarankan supaya orang yang berpuasa juga menghindari makanan yang pedas atau asam, termasuk kopi dan susu saat sahur.

 "Kurang lebih (anjuran makan dan minum) saat berbuka. Sahur juga sama prinsipnya," imbuh Coana.

  1. Beri jeda antarmakanan Di sisi lain, Coana menganjurkan agar orang yang berpuasa memberi jeda antarmakanan, baik ketika berbuka maupun sahur. Misalnya ketika berbuka, beri jeda antara makanan yang dikonsumsi ketika berbuka, snack atau camilan, dan makanan berat. Hal tersebut penting diperhatikan karena lambung yang tidak memproses makanan atau minuman selama kurang lebih 12 jam perlu waktu untuk mengolah. 

"Berikan jeda pada lambung kita untuk mencerna. Misalnya, di saat berbuka kita makan kurma tadi yang karbohidrat sederhana untuk menggantikan cairan dan gula yang sudah menurun," kata Coana.

 "Saat berbuka kemudian beri jeda sebentar kurang lebih seperempat jam, mungkin dengan shalat. Kemudian snack kalau mau nyemil. Setelah itu jeda sebentar lagi baru makan besar," tambahnya.

 Coana menjelaskan, lambung yang mengolah makanan dan minuman dalam jumlah banyak dalam waktu yang berdekatan berisiko mengalami gangguan. Risiko dari gangguan tersebut adalah perasaan begah atau perut penuh setelah berbuka. 

  1. Perhatikan waktu sahur

 Coana juga menyarankan orang yang berpuasa supaya tidak sahur mepet dengan azan subuh. Mereka dianjurkan bangun tidur lebih awal dan tidak makan dalam jumlah banyak mendekati waktu sahur. 

"Berikan jeda juga saat bangun sahur. Berikan waktu yang cukup di mana satu jam sebelum azan subuh biar lambung bekerja dengan optimal," sarannya. 

Di sisi lain, ia juga mengingatkan penderita asam lambung yang berpuasa untuk memberikan jeda antara waktu makan dan tidur. Mereka tidak disarankan tidur ketika perut masih kenyang karena berisiko menyebabkan asam lambung naik ke atas. Jeda waktu yang tepat antara makan setelah berbuka dengan tidur adalah dua jam supaya lambung memiliki waktu untuk memproses makanan dan minuman. 

"Misalkan berbuka jam setengah enam atau jak tuhuh makam besar, kemudian nyemil, nanti kalau bisa jam sembilan baru tidur," jelas Coana.***